Wednesday, November 16, 2016

kurikulum ibu profesional

“jangan pernah berdiam di ruang rasa, sehingga titik nol membekukan hidup anda” IIP

Kalimat yang membuat saya berpikir keras ketika membacanya. Saya jadi tersadar bahwa selama ini saya sudah terlalu banyak diam, meskipun belum sampai membeku tapi terlalu banyak tempat peristirahatan yang saya singgahi. Terlalu banyak godaan “ilmu menarik tetapi tidak tertarik” dari jalur lain yang saya hampiri sehingga saya bingung arah dan harus berputar untuk kembali ke jalur semula. Beruntung saya bertemu mentor dan rekan di institute ibu professional yang selalu mengingatkan saya untuk fokus dan konsisten di jalur yang sudah saya tentukan.

Sebagai seorang pendidik, saya sudah lama berkecimpung di bidang kurikulum, silabus, dan bahan ajar. Jiwa pendidik saya tergelitik saat membaca materi ke5 tentang belajar bagaimana caranya belajar. Selama ini saya terlalu sibuk menyiapkan pendidikan untuk murid-murid saya sehingga tidak terpikirkan oleh saya untuk membuat kurikulum bagi diri saya sendiri. Padahal, saya selalu mengingat kata pepatah yang ternyata baru benar-benar saya resapi maknanya saat ini

A mediocre teacher tells,
A good teacher explains,
A superior teacher demonstrates,
The great teacher inspires.

Bagaimana mungkin saya bisa menginspirasi siswa dan anak saya jika saya tidak bisa memberikan teladan yang baik. Untuk itu saya memulai proses pembuatan kurikulum bagi saya (hmm, jadi kepikiran  alternative judul disertasi saya J ). Secara garis besar, kurikulum pembelajaran diri saya dibagi menjadi tiga. Pertama, untuk kurikulum pengembangan individu saya sangat terbantu dengan kurikulum  yang sudah dibuat oleh kampus di tempat saya belajar. Kedua, kurikulum istri professional yang akan saya kembangkan bersama suami dengan berkomitmen meluangkan waktu paling sedikit 2 jam setiap harinya, baik untuk berdiskusi dengan suami, memasak, atau mengurus urusan rumah tangga lainnya. Ketga, kurikulum ibu professional yang saya kembangkan seiring perkembangan dan pertumbuhan anak saya. Dalam program ibu professional ini saya berkomitmen untuk meluangkan waktu minimal 2 jam/hari yaitu 1 jam untuk bermain bersama anak dan 1 jam untuk mencari ilmu tentang parenting dan kesehatan anak dari buku, website, dan media sosial. 

Kurikulum ini merupakan acuan langkah awal dari program pengembangan diri saya. Masih banyak yang harus saya buat dan lakukan agar program ini bisa efektif seperti silabus dan rencana pembelajaran. Saya juga harus pintar-pintar mencari materi dan mentor yang tepat agar program saya tepat sasaran dan tepat guna.

Wallahua’lam bishshawwab.

Salam,


_Asti Ramadhani_

Sunday, November 13, 2016

Consistency

Assalamualaikum, masih tentang NHW dari kelas matrikulasi IIP.

Setelah menetapkan bidang ilmu saya di awal perkuliahan IIP, saya merasa banyak perubahan yang terjadi dalam diri saya. Perubahan yang paling terasa adalah saya dapat lebih konsisten terhadap prioritas yang telah saya tetapkan. Perubahan ini juga terbantu dari indikator-indikator yang sudah saya buat pada NHW 2. Saya lebih focus mengerjakan setiap peran yang sedang saya lakukan. Misalnya, saat kuliah saya bisa menelpon dan mengecek kabar anak saya hanya saat makan siang padahal sebelumnya saya bisa menelpon tiap setengah jam sekali yang mengakibatkan saya kurang fokus di kelas. Dan ternyata hal ini juga berimbas kepada peran saya di rumah. Karena saya lebih fokus di kelas, tugas-tugas yang bisa saya kerjakan di kampus lebih banyak sehingga saat di rumah saya bisa fokus menghabiskan waktu dengan keluarga tanpa dibayang-bayangi tugas kuliah kalaupun masih ada tugas yang belum terselesaikan di kampus bisa saya lakukan di malam hari saat anak saya sudah tidur.


Seperti yang selalu diajarkan oleh ibu saya, bahwa kesuksesan seorang perempuan adalah ketika bisa mendampingi suami dan anak-anaknya menuju kesuksesan. Rupanya Institut Ibu Profesional juga memiliki pandangan yang sama dimana indikator kesuksesan seorang ibu hanya dapat dinilai oleh keluarganya, yaitu suami dan anak-anaknya. Tugas saya masih panjang, masih banyak perubahan yang harus saya lakukan agar saya bisa menjadi seorang ibu professional.

Wassalam,

_Asti Ramadhani_

Tuesday, November 08, 2016

Surat cinta untuk suami

Nice Homework ketiga kemarin adalah surat cinta untuk suami. Bukan hal mudah untuk saya menyelesaikan tugas ini karena  saya dan suami bukan tipe pasangan romantis yang biasa saling memuji dan mengumbar kata-kata manis. Selama ini kami menunjukkan sayang dan cinta lewat perhatian-perhatian saja.  Baru membayangkan prosesnya saja sudah membuat saya berbunga-bunga.  Saat menulis surat cintanya berhasil membuat saya senyum-senyum sendiri membayangkan kisah-kisah yang pernah kita lalui bersama setelah 4 tahun menikah. Selepas menulis surat, saya letakkan surat itu di atas bantal “hati” agar kesannya lebih romantis. Saya tidak akan menulis surat cinta saya disini, biarlah hanya saya, babah, dan Allah yang tahu.



Laluuuu bagaimana respon pak suami atas usaha saya itu? Percis seperti yang sudah saya perkirakan. Kata pertama yang keluar adalah “ciyeeeeeee” (iyaaa ciyeee bukan makasih atau apaaa gitu) ditambah lagi dengan pertanyaan “kenapa mi? tumben”.

Jadi segenap perasaan saya yang saya tuangkan dalam selembar surat itu direspon pak suami pakai logika. Menurut saya disinilah bedanya perempuan dan laki-laki. Perempuan lebih mengedepankan perasaan (intuisi)  sementara laki-laki lebih mengutamakan logika. Bukan berarti perempuan gak punya logika dan laki-laki gak pakai perasaan yaaa, tetapi pola pikir apa yang digunakan dalam melihat suatu persoalan kehidupan. Perbedaan inilah yang bisa saling menguatkan di dalam hubungan rumah tangga. Pengalaman saya tentang pola pikir ini yaitu saat anak saya tantrum, hamper saja teori yang sudah saya pelajari runtuh karena tidak kuat menahan “rasa kasihan” melihat anak nangis dan beruntungnya ada suami yang dengan logikanya menguatkan saya bahwa apa yang saya lakukan demi kebaikan anak kami kedepannya.


Meskipun suami saya bukan orang yang pandai mengumbar kata manis, saya yakin dia memiliki rasa cinta yang sama dengan saya. Cinta kepada keluarganya yang melebihi cintanya kepada apapun di dunia ini namun tak melebihi cintanya kepada Allah Sang Maha Penyayang. Cinta yang tak terungkap lewat kata namun dapat dirasakan lewat perbuatan. 

Sunday, October 30, 2016

#asti ramadhani_nhw2

logo iip

Assalamualaikum,

Kembali lagi Nice Homeweork Matrikulasi IIP. Sebelum mengerjakan tugas NHW yang ke 2 saya mau mereview apa yang sudah saya pelajari dan perubahan setelah melaksanakan NHW 1. Ternyata setelah saya menentukan prioritas saya dalam menuntut ilmu, saya jadi semakin yakin dalam memilih mana ilmu yang benar-benar menunjang tujuan hidup saya dan keluarga, mana ilmu yang menarik dan bermanfaat tetapi tidak untuk saya kaji dalam waktu dekat ini. Saya jadi lebih konsisten dalam mengerjakan peran saya baik sebagai individu, istri, dan ibu.

NHW yang ke-2 berkaitan dengan bagaimana menjadi ibu professional, untuk itu saya perlu membuat indikator Ibu Profesional baik sebagai individu, istri, dan ibu. Sebagai individu, saya memiliki peran sebagai pengajar sekaligus mahasiswa. Indikator keberhasilan saya sebagai pengajar adalah saya dapat melaksanakan semua tupoksi dosen dengan sebaik-baiknya, rinciannya adalah melakukan inovasi dalam pelajaran, melaksanakan pengabdian dan pengabdian masyarakat setiap semester, dan memberikan pelayanan prima kepada mahasiswa bimbingan. Sementara indikator keberhasilan saya sebagai mahasiswa adalah mengerjakan tugas dengan maksimal dan mendapatkan nilai A di semua mata kuliah, serta lulus selama 2,5 tahun.

Saat membuat indikator istri dan ibu professional saya berdiskusi dengan suami. Karena hanya ia dan anak saya lah yang dapat menentukan keberhasilan saya.  Seru juga mendengar opini suami tentang “kinerja” saya sebagai istri dan ibu di rumah. Bersyukur saya mendapatkan suami yang tidak banyak menuntut. Pertanyaan saya tentang apa yang harus saya perbaiki, ia menjawab “gak ada, udah cukup”. Tapi setelah digali lebih jauh lagi, saya menyimpulkan bahwa saya harus menyiapkan makanan sehat untuk suami dan keluarga setiap harinya, tidak harus masak setiap hari yang penting selalu tersaji makanan sehat di rumah. Sementara sebagai ibu, suami saya mengkritik bahwa saya kurang cepat mengambil langkah jika anak saya sakit. Ya, saya akui saya memang terlalu berhati-hati dalam urusan kesehatan, hmm.. cenderung agak parnoan sih.. berarti resolusi yang harus saya perbaiki agar menjadi ibu professional adalah lebih peka terhadap kesehatan anak saya. Selain itu, saya juga menambahkan indikator untuk melakukan aktifitas bersama anak saya tanpa interupsi selama minimal 1 jam setiap harinya.


Semoga saya bisa menjalankan peran saya dengan sebaik-baiknya. aamiin

Friday, October 21, 2016

Adab Menuntut Ilmu

Resume perkuliahan IIP pertama:

Sesi 1 : ADAB MENUNTUT ILMU
Hari/tgl: Senin,17 Oktober 2016
Jam: 20.00-21.00
Fasilitator: Dian Annuriah Rahmawati
Ketua kelas: Hastuti Sari Dewi
Koordinator Pekan 1: Yulmia Efni


Ada tiga adab dalam menuntut ilmu:

ADAB TERHADAP DIRI SENDIRI

a. Ikhlas dan mau membersihkan jiwa dari hal-hal yang buruk
Selama batin tidak bersih dari hal-hal buruk, maka ilmu akan terhalang masuk ke
dalam hati.Karena ilmu itu bukan rentetan kalimat dan tulisan saja, melainkan ilmu
itu adalah “cahaya” yang dimasukkan ke dalam hati.
b. Selalu bergegas, mengutamakan waktu-waktu dalam menuntut ilmu, Hadir paling
awal dan duduk paling depan di setiap majelis ilmu baik online maupun offline.
c.Menghindari sikap yang “merasa’ sudah lebih tahu dan lebih paham, ketika suatu
ilmu sedang disampaikan.
d.Menuntaskan sebuah ilmu yang sedang dipelajarinya dengan cara mengulang-ulang,
membuat catatan penting, menuliskannya kembali dan bersabar sampai semua
runtutan ilmu tersebut selesai disampaikan sesuai tahapan yang disepakati bersama.
e. Bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas yang diberikan setelah ilmu
disampaikan. Karena sejatinya tugas itu adalah untuk mengikat sebuah ilmu agar
mudah untuk diamalkan.

ADAB TERHADAP GURU (PENYAMPAI SEBUAH ILMU)

a. Penuntut ilmu harus berusaha mencari ridha gurunya dan dengan sepenuh hati,
menaruh rasa hormat kepadanya, disertai mendekatkan diri kepada DIA yang Maha
Memiliki Ilmu dalam berkhidmat kepada guru.
b. Hendaknya penuntut ilmu tidak mendahului guru untuk menjelaskan sesuatu atau
menjawab pertanyaan, jangan pula membarengi guru dalam berkata, jangan
memotong pembicaraan guru dan jangan berbicara dengan orang lain pada saat guru
berbicara. Hendaknya penuntut ilmu penuh perhatian terhadap penjelasan guru
mengenai suatu hal atau perintah yang diberikan guru. Sehingga guru tidak perlu
mengulangi penjelasan untuk kedua kalinya.
c. Penuntut ilmu meminta keridhaan guru, ketika ingin menyebarkan ilmu yang
disampaikan baik secara tertulis maupun lisan ke orang lain, dengan cara meminta
ijin. Apabila dari awal guru sudah menyampaikan bahwa ilmu tersebut boleh
disebarluaskan, maka cantumkan/ sebut nama guru sebagai bentuk penghormatan
kita.

ADAB TERHADAP SUMBER ILMU

a. Tidak meletakkan sembarangan atau memperlakukan sumber ilmu dalam bentuk
buku ketika sedang kita pelajari.
b. Tidak melakukan penggandaan, membeli dan mendistribusikan untuk kepentingan komersiil, sebuah sumber ilmu tanpa ijin dari penulisnya.
c. Tidak mendukung perbuatan para plagiator, produsen barang bajakan, dengan cara tidak membeli barang mereka untuk keperluan menuntut ilmu diri kita dan keluarga.
d. Dalam dunia online, tidak menyebarkan sumber ilmu yang diawali kalimat "copas dari grup sebelah" tanpa mencantumkan sumber ilmunya dari mana.
e. Dalam dunia online, harus menerapkan "sceptical thinking" dalam menerima sebuah informasi. jangan mudah percaya sebelum kita paham sumber ilmunya, meski berita itu baik.


NICE HOMEWORK 1

Alhamdulillah, lama tak menyapa..
Posting kali ini dibuat sekaligus untuk menunaikan tugas saya di kelas matrikulasi IIP. Apa itu IIP? Bisa dilihat ditulisan saya sebelumnya disini. Berdasarkan berbagai pertimbangan, IIP mengadakan kelas matrikulasi untuk anggota baru dan lama. Program matrikulasi diadakan dengan perkuliahan online selama 8 pertemuan, walaupun online tetap ada kriteria kelulusan loh… Sempat ragu untuk ikut karena takut gak dapat mengikuti alur programnya.. tapi, dengan membaca Bismillah… Ditengah tumpukan tugas yang menggunung saya memberanikan diri untuk ikut program matrikulasi ini.
Materi pertama dimulai dengan adab menuntut ilmu.

Saya suka sekali dengan alasan Ibu Septi Peni yang menjadikan  adab menuntut ilmu sebagai topik awal yang dibahas. Menurut beliau “Adab tidak bisa DIAJARKAN tetapi DITULARKAN”. Dan untuk menularkan peradaban semua anggota peradaban harus memiliki pandangan yang sama tentang adab itu sendiri, bagaimana menyamakan persepsinya? Ya dengan dikomunikasikan. Yang mau melihat resume perkuliahan kemarin bisa lihat disini.

Semoga saya bisa istiqomah menerapkan adab menuntut ilmu tersebut, ya. Bukan hanya selama kelas matrikulasi IIP tapi juga dalam proses pencarian ilmu saya ditempat yang lainnya.

Setelah resume, giliran saya mengerjakan tugas. Tugas ini disebut juga dengan Nice Homework (NHW). Berikut NHW saya yang pertama.

1.    Tentukan satu jurusan ilmu yang ingin anda tekuni saat ini.

Manajemen Rumah Tangga

2.    Alasan terkuat apa sehingga anda ingin menekuni ilmu tersebut?

Rumah tangga merupakan pondasi paling kuat dalam membentuk karakter seseorang. Sebagai seorang ibu, tugas utama saya menjadi manajer rumah tangga. Bagi saya, kesuksesan seorang perempuan adalah ketika berhasil mendorong suami dan anak-anaknya untuk meraih sukses. Dalam menuntut ilmu di bidang manajemen rumah tangga, ada dua mata kuliah wajib yang harus saya pahami, yaitu komunikasi dan manajemen waktu. Komunikasi menjadi mata kuliah utama karena komunikasi merupakan hal yang paling penting dalam rumah tangga. Saya harus mempelajari berbagai macam strategi komunikasi sehingga saya dapat menyamakan persepsi dengan Direktur rumah tangga (red: suami) untuk menjalankan visi  dan misi rumah tangga bersama dengan anak-anak dan juga lingkungan sekitar. Sementara manajemen waktu juga merupakan hal yang wajib dipelajari. Saya harus bisa membagi waktu dalam berbagai peran saya sebagai ibu rumah tangga, dosen, dan juga mahasiswa. Selain manajemen waktu saya pribadi saya juga berperan sebagai manajer pribadi bagi suami dan anak saya yang masih berusia balita. Sebagai Ibu, tugas saya memastikan bahwa setiap anggota keluarga menjalankan perannya dengan sebaik-baiknya. Selain mata kuliah wajib juga ada mata kuliah pendukung yang perlu saya pahami yaitu memasak, menulis, seni, dll.

3.    Bagaimana strategi menuntut ilmu yang anda rencanakan?
Strategi menuntut ilmu yang saya rencanakan dapat terlihat dari visualisasi di bawah ini:


4.    Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut.


Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap yang sedang saya perbaiki adalah berusaha untuk menuntaskan sebuah ilmu yang saya pelajari dengan mengulang-ngulang dan menuliskannya kembali baik untuk catatan saya pribadi atau untuk saya bagikan kepada orang lain sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan.


Salam,

Asti Ramadhani

Thursday, August 11, 2016

Gumilang Regency Hotel

Setelah memiliki anak, pertimbangan utama bagi saya saat memilih tempat rekreasi termasuk hotel dan restoran adalah fasilitas-fasilitas yang tersedia bagi anak saya. Begitu juga saat merencanakan liburan ke Lembang beberapa waktu lalu, saya mencari hotel yang menyediakan fasilitas-fasilitas yang ramah anak. Salah satu hotel ramah anak rekomendasi kami yaitu Gumilang Regency Hotel.

Lokasinya yang terletak di jalan utama membuat kami menemukan hotel ini dengan sangat mudah. Kami disambut oleh petugas front office yang sangat ramah. Petugas-petugas room service, waitress sampai satpamnya juga semua ramah dan sigap. Dari segi hospitality kami sangat puas.

 Hotelnya tidak terlalu besar tapi menciptakan kesan homey, bangunannya terdiri dari 2 sampai 3 lantai. Kami meminta kamar yang menghadap ke kolam renang dan dekat playground.

view dari kamar




Kami sampai di sana hari jumat jam 11 dan kebetulan langsung bisa early check in. Menurut suami saya, masjid juga tersedia dekat dari hotel. Niatnya, sambil menunggu bapak-bapak solat jumat, anak-anak bisa istirahat sebentar. Tapi anak-anak gak sepaham sama ibu-bu, lihat playground langsung main. Ada 2 playground disini, outdoor dan indoor. tapi sayang waktu kami menginap, playground indoor sedang tutup, menurut petugas sedang dibersihkan.

outdoor playground

indoor playground


Karena sudah sangat lapar, kami memutuskan untuk membeli makanan di room service saja, saat itu kami memesan nasi bakar, soto bandung, dan mie goreng. Ketiga menunya sangat nikmat. Setelah kenyang kami bergegas mengunjungi farm house dan spot wajib kalo ke lembang d’ranch.

Pagi hari, qian menagih janji kami untuk berenang bersama, sayang air kolam terlalu dingin akhirnya kami hanya duduk berendam di kolam anak pas di tempat keluarnya air panas. 


Puas berenang, eh berendam.. kami menikmati sarapan di restoran. Qiandra pilih bubur ayam, roti tawar, dan jelly. Babah pilih lontong sayur dan manisan buah. Iya, manisan buah yang rasanya asem banget itu dimakan untuk sarapan sampai nambah 2 mangkok. Saya mah pilih nasi goreng, mie goreng, ayam, omelette dan salad buah. Rasa mie goreng dan nasi gorengnya agak beda sih sama room service kemarin tapi enak kok. Keliatan kan siapa yang paling doyan makan? Hehehe

Habis sarapan, qiandra ngajak main di playground lagi. Balik main dari playground si bocah tidur lagi. Pengen banget ikutan tidur lagi tapi berhubung kami harus bergegas undangan ya terpaksa si bocah kita bopong ke mobil. Akhirnya kamipun meninggalkan hotel dengan hati senang.

Sunday, July 24, 2016

Pagi Ceria di Ceria Waterpark

"Mi, minggu pagi kita jalan-jalan yuk. kasian teteh selama libur lebaran gak pernah kemana-mana." kira-kira begitulah kalimat yang mengalir dari mulut Babah, sesosok pria tampan nan baik hati yang selalu menempatkan urusan keluarga diatas segalanya, di penghujung libur lebaran 2016. (flirt mode) Kalimat yang langsung saya iyakan karena saya pikir saya juga butuh refreshing. Rencana awal tujuan kami adalah bermain di pantai ancol. Meskipun kami mendapat penolakan dari teman, tetangga, dan saudara yang kami ajak, tekad kami sudah bulat sampaaiii.... hari H setelah solat subuh, Bayangan akan penuhnya pantai ancol di saat liburan sekolah, menyurutkan tekad kami.

Jalan-jalan ke ancol boleh gagal, tapi liburan kali ini harus ditutp dengan menyenangkan. akhirnya, browsing-browsing tempat liburan di depok dan pilihan kami jatuh pada CERIA WATERPARK Depok. Waterpark ini berlokasi di perumahan Pondok Kukusan Permai, letaknya di sebelah kanan jalan kalau dari arah lenteng agung. Bagi pengendara motor, bisa motong jalan sedikit lewat pintu belakang UI. Disini ada 2 macam kolam, waterpark yang lebih cocok untuk acara keluarga dan kolam renang yang lebih cocok untuk olahraga dengan tiket masuk terpisah masing-masing 35.000 saat weekend dan 30.000 saat weekdays.

gambar dari sini


Fasilitas disini cukup lengkap. Permainan airnya ada kolam arus dan perosotan yang terdiri dari beberapa ketinggian berbeda. Hanya saja memang bagian kamar bilasnya agak kotor dan sistem sewa lokernya yang hanya 1 kali simpan dan ambil yang bikin agak repot. Untuk yang punya anak dan suka berenang b3 aja pasti paham kan kalo kita bakal sering bolak balik ke loker jadi kami memutuskan untuk menggeletakkan barang-barang kami di pinggir kolam saja, alhamdulillah aman.











Selama berenang kita diiringi oleh live music dari panggung yang ada di pinggir kolam. Selepas berenang, kita bisa bersantai sambil duduk-duduk di gazebo, makanan yang ditawarkan juga cukup variatif dan yang pasti harganya gak bikin kantong bolong.





Sepertinya saya akan kembali lagi berenang disini dengan mengajak serta keluarga besar ceria kami, All in all,, this one will be my fave.



Thursday, July 21, 2016

construction themed birthday cake

The story started when I saw someone's post about excavator themed birthday cake in facebook. Frankly speaking, I almost left facebook some years ago until my husband said, "you must try to open the facebook again, I'm sure that you'll love it". And yap, he knows me that well, now I can't through a day without opening a facebook page. Back to the birthday cake, the post reminds me about Abang Dzaki, my nephew who is really into excavator. He always screams for it as if a teenage girl screams for Justin Bieber, and I don't know why. So, I got the idea to make him the cake as the gift.

Since, the birthday was on saturday, I don't have enough time to go to baking supplier for buying the ingredients, so I use Black Forest "PONDAN" premix. I used crushed "OREO" cookies and indomaret choconut spread as the soil, the nuts exactly looked like gravels.

Again, for the excuse of not having enough time, I passed the baton on decorating the cake to my crafty husband. As I expected, he had a greater idea to use the oreo cream to form some stones. And this is the result:


As the bonus, we also made another cake to my other cousin as he had the same birthday with dzaki.




So proud of our collaboration.

Salam,

_Asti Ramadhani_


Wednesday, April 27, 2016

Parental Guidance for Jungle Book Film

pict taken from http://screenrant.com/wp-content/uploads/jungle-book-2016-posters-mowgli-baloo.jpg


Knowing that film gives a big impact for children’s life, I really concern of the film watched by my daughter. In her age of 2 years old, I can count how many film she has watched. I usually read the review of every film that I want to let my daughter watch. If it’s possible,  I watch the film by myself first.  Even my husband and I patiently wait until my daughter sleeps every time we want to watch a so called “not for children” film. I  had never let her watch action sequence, at least until last weekend. So, here comes the story.
             
I took Qian to cinema to watch jungle book film last week. I had read several review about it and most of them say that it is a good film for children and not even one of them tell about parental guidance. That is why I decided to make this film as the first film watched by Qian in cinema.

This film tells about the journey of a man-cub mowgli. He was nicely raised by a pack of wolves until a tiger named Shere Khan insisted to eat him and threaten the wolves. Guided by a panther and a bear, he struggled to find his place in the middle of the jungle amid the variety of animals. He met a herd of buffalo, a giant snake, a parade of elephants, and a troop of monkeys. He went into all sorts of dangers.

Taken as a whole, the film is just a lot of fun with good animation filled with picture of animals and beautiful scenery, lively performances from a strong cast, and delightful musical scenes. For my 9-year-old , there weren’t any frightening scene. In contrast, for kids who are sensitive like my 2-year-old daughter and her 3-year-old cousin, there were some hideous thrilling action sequence which provoke me and my sister-in-law to keep talking, calming them, and explaining the reasons behind those actions and how to deal with certain situation. The most horrible scene was the brutal scuffle between a tiger and a bear, which made my daughter insisted to go outside.

My suggestion for parents who are interested in inviting your kids to watch this film is to explain something to your kids before going to the cinema (it’s my fault not doing this).  Tell your kids that there are some animals that eat other animal and they have to do it to keep them alive. You can also add the explanation about food chain, food web and how some animals defence in unique ways.


Monday, April 25, 2016

Human milk donor



Breast milk is the best food for baby. It doesn’t only contain of vitamin and nutrients but also disease-fighting substances that boost your baby’s immune system. This is one of the reasons why paediatricians suggest mother to give breast milk as the main food for baby under 6 months  and keep giving it to their baby until 2 years old. The rise of awareness in breastfeeding affected mother who can’t produce breast milk to give human milk donor for their baby instead of giving formula.

As a moslem, we need to be careful in donating our breast milk as it is related to our nasab (family lineage).  Generally, we can say that the baby you donate your milk will be your child. Here is the fatwa MUI (Indonesian Ulema Council) about human milk donor.


For those who don’t understand Bahasa Indonesia, I give you the summary:
1.    Islam allows moslem to give breast milk to other baby for the goodness of baby’s health while giving breast milk for trading is strictly prohibited (haram).
2.    Make sure you know the baby whom you donate your milk to or vice versa.
3.    Your children and the children you donate your milk  will be siblings (mahram) in terms of five conditions:
a.       The baby  is no more than 2 years old.
b.      The identity of the mother is known.
c.       The baby drinks the donated milk five times or more.
d.      Both direct or indirect breastfeeding (using bottle/cup feeder) make the babies siblings.
e.      The breast milk makes the baby full and not hungry anymore.


Hopefully, the explanation above will help mother to decide either or not they want to donate their milk or want to give human milk donor for their babies.


Salam,

_Asti Ramadhani_