Monday, December 13, 2010

Macaroni Schotel

Material 1:
1 spoon of margarine
500 gr Macaroni (boil, drain & bast with margarine)


Material 2 (saute & set aside):
1 spoon of margarine
150 gr minced meat
50 gr onion (slice)


Material 3:
2 spoons of margarine
3-4 spoosn of flour
500 ml fresh milk
100 gr gratin (grated cheese)
salt, sugar, pepper, nutmeg powder, broth powder (to taste)


Material 4:
5 eggs (beaten)


Material 5:
100 gr gratin
50 gr sossis / bacon


Steps:

  1. Material 3 : heat the margarine, pour the flour, stir it well, poue fresh milk little by little until colt, pour gatin, sugar, salt, pepper, nutmeg powder, & broth powder. cook until brew
  2. pour the material 2 and material 1 into material 3, stir it well, add material 4
  3. Put the dough into baking pan, pour the material 5, Bake in 200 degrees oven until golden brown (about 30 minutes) or you may steam it for 20minutes
  4. Macaroni schotel is ready to served

Thursday, May 27, 2010

Pola Asuh dan Makanan Menyatukan Keluarga?

Setiap keluarga Indonesia tentunya memiliki menu andalan khas tradisi dan budaya lokal. Warisan dari ibu, lalu dilanjutkan oleh anak dan cucu. Di sinilah ibu berperan sebagai pelestari kuliner tradisional keluarga. Makanan yang terus terjaga lintas generasi juga tak lepas dari pola pengasuhan ibu atau mothering yang selalu mengharmonisasikan kebutuhan keluarga. Maka tak berlebihan jika dikatakan keakraban hubungan anggota keluarga bisa dipengaruhi makanan. Makanan menjadi bahasa pergaulan yang mempererat, atau justru membuat jurang dalam keluarga. Makanan bahkan bisa menyatukan kembali keluarga yang terpisah sekian lama. Psikolog wanita dan keluarga, Anna Surti Ariani, Psi, mengatakan makanan menjadi alat yang mempererat ikatan keluarga. Baik keluarga inti maupun keluarga dalam skala lebih besar. "Budaya keluarga di Indonesia sering kumpul bersama. Makanan menjadi penyatunya. Namun bisa juga menjadi pemisah, jika ada anggota yang tidak menyukainya. Bisa juga menjadi penyatu saat ada anggota keluarga yang kangen masakan rumah, menu tradisional khas buatan ibunya," papar Anna kepada Kompas Female, usai talkshow bertema "Festival Jajanan Bango - Pilihan Ibu Nusantara", di Gedung Arsip Nasional Jakarta, Rabu (26/5/2010). Keterbukaan dalam keluarga semakin mendukung, untuk saling menerima perbedaan selera, lanjut Anna. Akhirnya makanan kembali menjadi pemersatu dalam dua keluarga, misalnya. Kuliner keluarga inilah yang seringkali menjadi pengikat dan membuat suasana lebih hangat. Menurut Anna, peran ibu sangat besar dalam menularkan kuliner tradisional di keluarga. Ibu yang kemudian mengenalkan selera keluarga. Dengan kepekaanya, ibu bahkan mampu mengenali perbedaan anggota keluarga, sehingga -kaitannya dengan makanan- setiap anggota keluarga terpenuhi seleranya dan menu keluarga semakin kaya. "Perempuan memiliki jiwa mengasuh (nurturance), rasa sayang, dan kepedulian yang sangat tinggi kepada anak dan suaminya. Karakter inilah yang membuat para ibu memberikan perhatian lebih besar dan detail dalam segala hal. Termasuk dalam mengenalkan tradisi, mewariskan hal positif yang didapatnya dari generasi terdahulu, di antaranya makanan," papar Anna. Tak hanya itu, makanan juga bisa membantu anggota keluarga memperkaya wawasan tentang budaya Indonesia. Bagaimana dengan keluarga Anda? Resep makanan khas keluarga semakin menyatukan berbagai generasi, atau justru membuat berjarak karena beda selera? Apapun itu, ibu, Anda, dan keluarga pasti punya peran melestarikan warisan kuliner lokal, yang memperkaya budaya nusantara. Sumber: KOMPAS.com Rabu, 26/5/2010