Nice Homework ketiga kemarin adalah surat cinta untuk suami.
Bukan hal mudah untuk saya menyelesaikan tugas ini karena saya dan suami bukan tipe pasangan romantis
yang biasa saling memuji dan mengumbar kata-kata manis. Selama ini kami
menunjukkan sayang dan cinta lewat perhatian-perhatian saja. Baru membayangkan prosesnya saja sudah membuat
saya berbunga-bunga. Saat menulis surat
cintanya berhasil membuat saya senyum-senyum sendiri membayangkan kisah-kisah
yang pernah kita lalui bersama setelah 4 tahun menikah. Selepas menulis surat,
saya letakkan surat itu di atas bantal “hati” agar kesannya lebih romantis. Saya
tidak akan menulis surat cinta saya disini, biarlah hanya saya, babah, dan
Allah yang tahu.
Laluuuu bagaimana respon pak suami atas usaha saya itu? Percis
seperti yang sudah saya perkirakan. Kata pertama yang keluar adalah “ciyeeeeeee”
(iyaaa ciyeee bukan makasih atau apaaa gitu) ditambah lagi dengan pertanyaan “kenapa
mi? tumben”.
Jadi segenap perasaan saya yang saya tuangkan dalam selembar
surat itu direspon pak suami pakai logika. Menurut saya disinilah bedanya
perempuan dan laki-laki. Perempuan lebih mengedepankan perasaan (intuisi) sementara laki-laki lebih mengutamakan logika.
Bukan berarti perempuan gak punya logika dan laki-laki gak pakai perasaan yaaa,
tetapi pola pikir apa yang digunakan dalam melihat suatu persoalan kehidupan.
Perbedaan inilah yang bisa saling menguatkan di dalam hubungan rumah tangga.
Pengalaman saya tentang pola pikir ini yaitu saat anak saya tantrum, hamper saja
teori yang sudah saya pelajari runtuh karena tidak kuat menahan “rasa kasihan”
melihat anak nangis dan beruntungnya ada suami yang dengan logikanya menguatkan
saya bahwa apa yang saya lakukan demi kebaikan anak kami kedepannya.
Meskipun suami saya bukan orang yang pandai mengumbar kata
manis, saya yakin dia memiliki rasa cinta yang sama dengan saya. Cinta kepada
keluarganya yang melebihi cintanya kepada apapun di dunia ini namun tak
melebihi cintanya kepada Allah Sang Maha Penyayang. Cinta yang tak terungkap
lewat kata namun dapat dirasakan lewat perbuatan.
No comments:
Post a Comment